Be thankful

You’re in the place where you’re at right now for a reason“.

Alhamdulillah banget gw bukan orang yang suka mengeluh sama keadaan diri. Oke lah kadang-kadang masih sering khilaf berteriak dalam hati ‘Why God??!!“, “Why MEEE?“, “Why Now?“, and another why-s, tapi makin ke sini mulai belajar untuk “gak berantem” sama Tuhan. Capek euy, gak lawan… *ya menurut ngana?*.

Tulisan ini terinspirasi dari kisah hidup gw sendiri. Setelah gw lulus dari bangku kuliah tahun 2013, gw bersyukur banget karena diberi kesempatan untuk langsung bekerja di suatu perusahaan ternama. Bersyukur karena gak malu-maluin orang tua kalau ditanyain tetangganya “anaknya kerja di mana sekarang?“, bersyukur karena udah bisa memenuhi kebutuhan sendiri tanpa “ngemis” ke orang tua lagi, bersyukur karena udah mengurangi beban kampus setelah ngendon di kampus cukup lama, dan bersyukur atas banyak hal lainnya.

Sampai akhirnya gw merasakan bagaimana rasanya bekerja, rasanya memegang tanggung jawab, rasanya menjadi “robot”, rasanya pulang-pulang kerja langsung tepar sampai keesokan paginya, rasanya dimarahin atasan, rasanya dianggap rendah rekan kerja, dan rasa-rasa lainnya. Dalam perjalanan itu gak jarang gw mengeluh, kadang mencak-mencak emosi, terkadang melipir menjauh dari keriuhan untuk menghapus satu-dua tetes air mata.

Gw pun sering membatin, “kok kerja itu gini2 banget ya??!!“, and then a second later, i felt like i want to punch my face, and SHOUT OUT   — “Lo udah dikasih kerjaan, masih aja ngeluh!!! Lo pernah bayangin ada berapa sarjana yang masih berkeliaran di jalan-jalan sambil bawa map berisi CV plus surat lamaran????!!! Lo pernah bayangin ada berapa juta sarjana yang berharap menggantikan posisi lo sekarang???!!!”,  —  dan gw pun langsung menarik napas panjang, mengangkat kepala tinggi-tinggi dan melanjutkan pekerjaan.

Per 7 Juli 2015 lalu, kontrak kerja gw pun habis, 2 tahun berlalu sejak 15 Juli 2013, dengan berat hati gw tidak memutuskan untuk melanjutkan kontrak karena ada alasan khusus yang belum bisa gw share. Dan sejak tanggal 7 Juli itulah, gw resmi jadi pengangguran kelas berat, kerjaannya cuma makan tidur, sama sekali tidak produktif secara finansial ataupun harfiah. Dalam bulan-bulan ke depan gw kembali mengandalkan asupan dana dari orang tua.

Ada beberapa momen di mana gw membatin  — “Sh*t!, gw gak punya apa-apa sekarang!!!  What am i doing???!!! ” — And then it hits me again,  — ” Lo saat ini dikasih kesempatan untuk istirahat, masih aja ngeluh???!!! Lo gak ngebayangin gimana rasanya harus bangun pagi-pagi, mandi pagi-pagi, trus berangkat kerja dengan hati mendongkol sampai sore??!! Lo gak ngebayangin gimana rasanya siang-siang harus meeting dengan keadaan mata ngantuk super berat???!! Lo gak ngebayangin harus grasak-grusuk sana-sini ngejar target yang unbelieavable” —  dan gw pun melanjutkan tidur siang gw yang tertunda. Hhahahaha…..

Gw akhirnya memilih berdamai dan memutuskan untuk bersyukur atas apapun yang terjadi dalam hidup gw. I’m just gonna stay positive and doing the best i can do right now, because The Present-Me is in charge for The Future-Me.

.

Be thankful, stop complaining!

Leave a comment