It’s not easy of being perfect

First of all, i’m not saying that i’m one, but i think it’s not always fun of being perfect.

Beberapa hari yang lalu, gw baru sadar soal ini (after all these years).

Menjadi pribadi yang sempurna tanpa cela punya konsekuensinya sendiri. Orang-orang di sekitar akan mengharapkan hal-hal ajaib muncul dari diri kita. Cara kita menjalani hidup mulai “diatur” oleh ekspektasi orang-orang di sekeliling kita.

Misalnya, dengan menjadi orang paling cakep satu kelurahan punya harga yang “harus” dibayar. Orang-orang akan mengharapkan kita untuk berlaku anggun tiap detik. Sebagian mungkin menduga kalau antrian yang mau jadi pasangan hidup kita sudah mengular tak berujung. Sisanya mungkin gak terima kalau kita -seperti manusia normal lainnya- bisa ngupil juga.

Menjadi orang super jenius juga tidak terlihat sefantastik kelihatannya. Keluarga mungkin akan ketagihan dengan nama kita yang selalu dipanggil paling awal di kelas. Teman-teman mungkin mulai malas bergaul dengan kita karena merasa terintimidasi. Belum lagi tekanan lingkungan untuk mencari pasangan hidup yang “sekelas” dengan kita atau lebih.

Selama ini mungkin kita sirik bukan kepalang melihat pribadi-pribadi nyaris sempurna di sekitar kita, tanpa tahu apa yang ada sebenarnya ada di dalam pikiran mereka. Dan kita pun mulai berkhayal untuk mendapatkan pengalaman hidup yang sama, tanpa tahu kita mampu menghadapi tekanan yang sudah siap menghadang atau tidak.

Be careful of what you wish for……

Dari dulu gw selalu punya impian untuk dapat melanjutkan kuliah di universitas-universitas top di Indonesia, macam ITB, UI atau UGM. Mungkin bukan cuma gw aja kali ya yang punya mimpi kayak gini, dan mungkin bukan cuma gw aja yang kecewa karena rezekinya gak ada di sana. Gw pun berakhir di kampus yang levelnya mungkin ada satu kelas di bawah universitas-universitas top di atas.

Di tempat kerja yang sekarang, ternyata ada beberapa rekan yang merupakan lulusan kampus top di Indonesia. Lingkungan kantor termasuk gw tentu punya ekspektasi super tinggi terhadap orang-orang ini. Gerak-gerik mereka mulai gak lepas dari pengamatan lingkungan sekitar, dan orang-orang mulai mengharapkan sesuatu yang luar biasa terjadi.

Wajar sih….

Tapi sebagai orang yang gak nyaman oleh sorotan, gw tentu akan mengalami stres luar biasa dengan perlakuan seperti ini. Orang-orang mulai mengharapkan kita hadir dengan ide cemerlang tiap harinya, mengharapkan hasil kerja yang tanpa cela, mengharapkan kita selalu punya solusi atas tiap masalah.

I guess, i never be comfortable of being perfect. I’m grateful of just being average.

Gw bukannya gak pengen icip-icip luxury of being perfect. Tentu aja gw pengen. Tapi gw pengen mental gw sudah siap saat itu terjadi.

Gw gak pengen jadi orang yang sering minta kehidupan yang macem-macem, dan pada saat keinginan-keinginannya terkabul malah jadi stres sendiri karena ternyata mental kita nya gak siap. Pernah dengar kan cerita tentang orang yang mendadak kaya raya tujuh turunan karena menang undian dan mendadak gak punya apa-apa beberapa bulan setelahnya?

So, being perfect isn’t easy at all.

You just need to respect the life the way it is. Be careful of what you wish for.

Leave a comment